Berdoa Untuk Keluarga

“Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu. Tampaklah kota itu terbakar habis dan istri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan” ( 1 samuel 30:3 )

Keluarga adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang akan melakukan apapun untuk keluarga uang sangat dikasihinya. Sementara Daud dan orang-orangnya dalam perjalanan pulang menuju Ziklag, orang-orang Amalek datang dan menawan semua orang yang ada di sana, termasuk kedua istri Daud yakni Ahinoam dan Abigail. Kejadian ini membuat Daud nyaris dihakimi oleh bangsanya karena semua keluarga mereka ditawan. Sampi akhirnya Daud datang kepada Tuhan dan kembali berperang merebut keluarga yang ditawan sesuai dengan perintah Tuhan.

Salah satu strategi Iblis untuk melemahkan kita adalah melalui orang-orang terdekat. Itulah sebabnya kita perlu senantiasa berjaga-jaga di dalam roh untuk orang-orang yang kita kasihi secara teratur melalui doa-doa yang kita naikkan. Berdoalah supaya Tuhan menjaga dan melindungi orang-orang yang kita kasihi di manapun mereka berada. Jangan sampai karena kelengahan kita, keluarga dan orang-orang terdekat menjadi sasaran Iblis dan bisa melemahkan diri kita. Sesibuk apapun kita, investasikan waktu untuk berdoa kepada Tuhan.

Saat ini, sebelum mangakhiri hari ini, mari kita berdoa bagi orang-orang yang kita kasihi. Lakukanlah dengan teratur dalam kehidupan sehari-hari supaya perlindingan dan penyertaaan Tuhan juga menjadi nyata.

Sumber ( buku REMA oktober 2008 )

Doa Malam

“Dan Ia berkata kepada petrus: ‘Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam denga Aku?’” ( Matius 26 :40 )

Suatu malam pada bulan April 1983, Lois Main tergerak untuk berdoa syfaat bagi kotanya, Coalinga, California, Amerika Serikat. Meski malam sangat mengantuk, Main terdorong untuk berdoa. Ia mendengar suara Roh Kudus “Berdoalah untuk orang-orang Coalinga. Keluarlah dan berdoalah sekarang!” Main pun menaati suara itu. Malam itu ia berdoa keliling kota. Ia bergegas untuk berganti pakaian, lalu bejalan-jalan keliling kota sambil bersyafaat. Esok sorenya, Coalinga diguncang gempa bumi hebat bekekuatan 6,5 SR. Namun, tak ada korb an jiwa!

Mayoritas orang Kristen Berdoa sebelum berangkat tidur. Banyak diantar mereka yang bahkan bersaat teduh. Namun, tak jarang itu dilakukan sekedar sebagai kebiasaan, karena merasa ada yang kurang kalau tidak melakukannya. Doa dan saat teduh sebelum tidur itu bukan masalah lama waktunya, tetapi masalah keintiman dengan Tuhan. Teguran Yesus kepada Petrus itu bukan menyangkut masalah kuota jam doa, tetapi masalah kebersamaan antara murid dan Guru. Banyak orang berdoa, bahkan berjam-jam, tetapi hatinya tidak mendekat kepada Kristus.

Dalam keintiman dengan Tuhan, doa dan saat teduh kita menjadi sangat berarti. Tuhan akan berbicara, memberi petunjuk, memberi nasihat dan sebagainya. Namun itulah waktu yang sangat menentukan hidup kita dan orang lain.

Sumber ( buku REMA Oktober 2008)

Teguh dalam Pengharapan

Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya setia. (Ibrani 10:23)

Kita diciptakan sebagai manusia yang berdarah dan berdaging, dan hidup di bumi. Agar dapat meneruskan hidup, apalagi sejahtera, kita harus berpikir, belajar dan bekerja keras. Sumber-sumber kehidupan seringkali terbatas, sehingga kita harus bekerja ekstra mencari peluang. Kita juga harus berusaha melindungi diri kita dari berbagai ancaman dan tantangan yang mungkin datang. Saban hari kita, suka tak suka, diperhadapkan dengan sejumlah masalah nyata yang harus dihadapi dan dipecahkan. Cita-cita dan mimpi harus diperjuangkan seringkali dengan susah-payah dan memerlukan waktu. Sebab itu berbagai kelemahan mesti diperkecil dan kekuatan dilipat-gandakan. Itulah realitas hidup yang harus kita terima dengan ikhlas.

Namun firman hari ini mengajak kita tidak hanya bersikap realistis, membumi dan manusiawi, tetapi juga berpengharapan. Sebagai orang-orang beriman kepada Allah kita tidak hanya memiliki masalah atau tantangan tetapi juga harapan. Lebih tepat: pengharapan kepada Allah. Itulah yang menguatkan kita hidup di tengah-tengah dunia ini dan bergumul dengan berbagai masalah. Harapan yang digantungkan kepada Allah itu jugalah yang membuat jiwa kita bisa tetap tenang dan gembira walaupun banyak masalah belum terpecahkan dan masalah baru lagi sudah datang. Satu lagi: pengharapan kepada Allah itu jugalah yang menjauhkan kita dari sikap pesimistik, frustrasi atau apatis terhadap realitas dunia ini. Memakai bahasa iklan: harapan itulah yang membuat hidup kita benar-benar hidup.